MENCARI ALTERNATIF SOLUSI DALAM MEMUTUSKAN MAJU SEBAGAI BALON PILKADA

UNANDA – Memutuskan diri menjadi balon pilkada dibutuhkan kecerdasan, cukup banyak balon yang masih kurang cerdas mengevaluasi diri sebelum maju dalam pilkada, ketika kemudian apa yang diharapkan tidak tercapai, maka semuanya menjadi ZERO.

Sejak kita lahir kita telah dianugerahkan akal sehat oleh Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam akal sehat tersebut terdapat kecerdasan.Dengan adanya kecerdasan tersebut kita dapat berfikir dan belajar mengembangkan berbagai macam ilmu yang ada.sehingga kita dapat mempertahankan dan mengembangkan kualitas hidup kita. Pada umumnya balon (bakal calon) biasanya diorong oleh keluarga,sahabat dan teman-teman lain sehingga kepincut untuk maju mencalonkan diri tanpa mencoba melakukan pemetaan diri dari berbagai aspek. Dalam memasuki wilayah Pilkada bukan lagi rahasia umum bahwa menjadi balon pilkada membutuhkan anggaran pembiayaan yang cukup besar disamping adanya aspek lain yang melekat pada diri seseorang . Aspek lain yang dimaksud adalah dinilai turut mendukung dalam mencapai tujuan yang dikehendaki dibutuhkan tiga elemen penting yang terintegrasi yaitu Man, Money Managemen.

Man merupakan sumber daya manusia yang harus memilki kapasitas,ability,dengan landasan utamanya adalah memilki kecerdasan intelektual, kecerdasan spirituali dan kecerdasan emosional selain itu ada karakterisitik lain pada umumnya yang melekat pada balon pilkada yakni memilki historisasi turunan biologis dan kesejarahan ,dikenal oleh masyarakat siapa dia bagaimana track record. Money. Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar. Oleh karenanya uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai TIM kerja, dan konstituen. Sementara Manajemen adalah cara atau metode dan strategi yang digunakan untuk melakukan kerjasama dengan tim dan masyarakat agar tercapai tujuan yang diinginkan.

Pilkada identik dengan Pemilu, makanya salah satu perwujudan dari pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yaitu diberikan pengakuan kepada rakyat untuk berperan serta secara aktif dalam menentukan wujud penyelenggaraan pemerintahan tersebut. Sarana yang diberikan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat tersebut yaitu diantaranya dilakukan melalui kegiatan pemilihan umum ( Pilkada). Karenanya setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Memperhatikan argumentasi Plato. Menurut Plato lebih dari 2500 tahun yang lalu mengatakan bahwa jika negara/daerah mau sempurna maka penguasa adalah para ahli pikir, karena dengan para ahli pikir/ahli filsafatlah yang mengerti dan tentang ide negara/daerah sehingga dengan demikian tujuan Negara/daerah dapat tercapai. Bentuk negara tersebut dinamakannya dengan Aristokrasi. Artinya demokrasi bukanlah bentuk yang baik dan bahkan adalah bentuk transisi negara sebelum menjadi anarki. Aristoteles lebih tegas menyatakan bahwa bentuk demokrasi adalah bentuk terjelek dari semua bentuk pemerintahan yang ada karena semua orang memerintah hanya untuk kepentingannnya sendiri-sendiri dan bukan untuk kepentingan umum/negara/daerah. Bias dari statmen diatas memang terkadang dilematis bagi kita untuk memilih secara demokratis, karena cukup banyak indicator variabel demokratis yang terdapat dinegara/didaerah kita. Dari pendapat di atas, paling tidak tersimpul bahwa demokrasi bukan ditentukan pada besarnya partisipasi rakyat, melainkan ditentukan oleh kualitas pengambil kebijakan negara. Kaum petani, buruh, dan pedagang yang pekerjaannya setiap hari bekerja untuk mencari nafkah memenuhi kehidupan keluarga setiap hari, tidak sempat nonton televisi dan baca media lainnya, tentu tidak tahu dan tidak akan mengerti tentang negara/daerah, tentang bagaimana cara mencapai tujuan negara/daerah, yang dia tahu adalah bagaimana kebutuhannya terpenuhi dan anaknya dapat sekolah. Dan keterlibatan mereka untuk menentukan kebijakan Negara/Daerah adalah tidak bermanfaat, karena dia akan dijadikan alat legitimasi dari para politis yang punya tujuan politik tertentu. Oleh karena itu kualitas demokrasi tidak ditentukan oleh banyaknya orang yang mengambil keputusan negara melainkan ditentukan oleh kualitas orang-orang yang mengambil keputusan negara. Dan untuk itu diperlukan adanya pembatasan terhadap orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan negara/daerah.tetapi kondisi diatas tidak dapat kita hindari karena masing- masing individu diberikan hak untuk menentukan pilihannya. Menyimak berbagai catatan diatas maka dapat di ketahui bahwa ternyata kemudian dalam pemilu/pilkada itu terdapat segmen pasar wajib pilih, ada tiga kategori, seperti pemilih berdasarkan factor rasionalitas, factor psikologis serta factor sosiologis. Pemilih Rasional itu biasanya didominsi oleh para warga yang berpendidikan tinggi dan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah keatas, dengan menilai calon pemimpin daerah berdasarkan rekam jejak serta program-program yang ditawarkan..Pemilih dengan faktor sosiologis banyak didominasi oleh calon pemilih yang memilki pemikiran sentiment identitas seperti suku,agama,ras dan antar golongan.kemudian factor pemilih berdasarkan psikologi dimana indikatornya kesantunan,tegas, dan kedekatan emosional. Dengan demikian dibutuhkan kecerdasan untuk mengklasifikasi bobot prosentase karakter pemilih yang ada di wilayah dimana seseorang akan mengikuti balon pilkada. Apa yang perlu menjadi pertimbangan bagi balon pilkada seharusnya menjadi catatan penting untuk menentukan keseriusan maju dalam pilkada dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan atau mensegemntasi karateristik pemilih, hal ini terkait dengan kesiapan sumber daya money yang dibutuhkan. Jika hasil pemetaan diatas diketahui ternyata tidak memberikan energy positif maka seharusnya mengemas secara cerdas dan mengatasi persoalan tersebut dengan menyatakan mundur. Merujuk kepada teori hierarki kebutuhan Maslow. Esensi teori ini adalah kebutuhan-keutuhan ditingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal memotivasi.

Karena perilaku manusia sangat sulit untuk kita rumuskan karena begitu banyak mengandung probabilitas. Meskipun kita telah mengumpulkan data, meneliti sampai detail dari berbagai macam sudut pandang ilmiah, membandingkan teori ini dan teori itu namun kesimpulan akhirnya adalah bahwa manusia itu sulit di tebak. Tidak heran maka muncul beberapa ungkapan seperti “dalamnya laut dapat di ukur, hati orang siapa yang tahu” dan ada juga “rambut sama hitam, hati orang siapa yang tahu” dan masih banyak lagi. Tinggal anda cari sendiri, dan bahkan mungkin dapat anda ciptakan sendiri. Sehubungan dengan itu perlunya mencermati secara seksama teori maslow dan dapat dijadikan salah satu referensi rujukan sebelum dan sesudah memutuskan di sebagai balon pilkada

Teori maslow merupakan salah satu penjabaran untuk mempelajari tentang perilaku manusia untuk mencapai kebutuhannya. Pertama kebutuhan fisiologi sangat mendasar,paling kuat dan paling jwelas dari antara sekian kebutuhan adalah untuk mempertahankan hidup secara fisik yaitu kebutuhan untuk makan,minum,tempat tinggal seks tidur dan oksigen. Manusia akan menekan kebutuhannya sedemikian rupa agar kebutuhan fisiologis (dasar) nya tercukupi. Kedua kebutuhan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini biasanya terpuaskan pada orang –orang yang sehat dan normal.Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas yang sangat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidaj diharapkannya, berbeda dengan orang yang merasa aman dia akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang berlebih.Ketiga kebutuhan soial, yakni kebutuhan akan rasa memilki-dimilki dan kasih saying, kebutuhan akan rasa memilki tempat ditengah kelompoknya, ilustrasinya adalah dimana seseorang yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama membuat suatu kelompok.berkumpul karena mereka ingin diperhatikan dalam tujuannaya dapat memberikan perhatian dalam tujuannya dan dapat memberikan perhatian atas kelompoknyakieme. Kemepat Kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan penghargaan dibagi atas dua yakni harga diri dan penghargaan dariorang lain. Harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh mana memenuhi ideal diri.pengahragaan dari orang lain meliputi presitse,pengakuan,penerimaan,perhatian,kedudukan, nama baik serta penghargaan.Kelima Kebutuhan aktualisasi diri dimana kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa,tingkatan tertinggi dari perkembangan psikologi yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulai dilakukan. Catatan bahwa pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada semua tingkatan yang lebih rendah,melalui aktualisasi diri di katakan bahwa mereka mencapai potensi yang paling maksimal.

Rekomendasi teori Maslow ,menunjukkkan bahwa sebelum maju menjadi balon pilkada apakah kebutuhan dasar sudah mumpuni, perbaiki dan matangkan ketersedian pemenuhan kebutuhan dasar sebelum maju ke arena Pilkada, karena jika anda tidak cerdas melihat gejala atau fenomena dari karakteristik dari pemilih dan gagal maka akan terganggu kebutuhan dasarnya dan bisa kembali jadi zero.artinya silahkan maju jika sudah betul-betul sudah mampu mengamankan kebutuhan dasarnya jika kelak gagal meraih suara di pilkada. Dalam konteks kebutuhan rasa aman dapat diidentikkan dengan aman dari bebagai sudut pandang baik aman ketika sukses meraih suara dan masih aman jika kemudian gagal dalam pilkada.dengan demikian langkah berikut lebih mudah dijalani terutama capaian kebutuhan aktualiasasi diri.

Selanjutnya apakah kebutuhan aktualisasi diri menjadi kebutuhan puncak yang memastikan bahwa bila kebutuhan itu terpenuhi maka nantinya akan mendapatkan kebahagiaan.hal ini juga perlu kecerdasan untuk memahaminya. Ketika seseorang mencapai tingkat akualisasi diri dalam pengertian bahwa yang bersangkutan sukses menjadi pimpinan daerah apakah ada jaminan bahwa akan menemukan rasa aman, jawbannya sanbgat relatif, tergantung dari bagaimana mengelola Sumber daya secara cerdas. Kepada pembaca disampaikan bahwa Opini ini menginspirasi penulis untuk share pembelajaran atas banyaknya saudara kita yang gagal dalam pilkada dinegara kita, terutama yang gagal meraih sukses pilkada akhirnya kemudian kehidupannya kembali menjadi zero. Oleh karena itu dibutuhkan kecerdasan cara bertindak dalam pemetaan pofil diri sebagai calon balon pilkada. Opini ini juga tidak bermaksud untuk melemahkan semangat anda untuk maju dalam balon pilkada karena tentunya itu adalah hak anda, tetapi hal ini hanyalah sebuah referensi dan alat (tools) dalam mencari solusi alternatif untuk memutuskan diri maju sebagai peserta pilkada . Bahkan menurut saya boleh jadi kerangka teori maslow ini tujuan dan sasarannya dapat diputar dibalik menjadi sebuah kerangka strategi atau metode pengukuran guna mengkalsifikasi kebutuhan dan pemetaan pemilih sehingga dengan mudahnya kita memetakan atau mendesain rencana tindak yang perlu dilakukan untuk mencapai sukses dalam aktualisasi diri dimaksud diatas sehinga bisa dipilih oleh masyarakat.

Penulis : DR. Bakhtiar – Dosen Unanda Palopo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *